PENDIDIKAN

Banyak Pihak Mulai Soroti Dugaan Pungli Dana Perpisahan Kelas Akhir SMAN 2 Sumenep

Sumenep_freedompublic.com

Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sumenep kembali mendapat sorotan dari berbagai pihak. Pasalnya di lingkungan sekolah tersebut diduga tengah terjadi praktek pungli yang dilakukan pihak sekolah pada semua anak didiknya.

Menjadi kegiatan rutin akhir tahun pembelajaran, tiap lembaga pendidikan mengadakan acara perpisahan kelas akhir. Dan pada moment tersebut, suatu lembaga pendidikan kerapkali lakukan penggalangan dana yang bersifat memaksa pada semua anak didik tanpa kecuali, yang nantinya dialokasikan untuk membiayai acara perpisahan kelas akhir.

Dari pengakuan salah satu orang tua siswa yang masih duduk di bangku kelas X SMAN 2 Sumenep, dirinya mengaku pada media ini mendapat surat pernyataan dari pihak sekolah, dan wajib membayar iuran sebesar Rp 125.000,-

“Sekalipun terasa memberatkan, tetap berusaha untuk membayar. Saya khawatir nantinya anak saya dapat sanksi dari pihak sekolah,” ujarnya.

Tim media ini juga menggali informasi terkait jumlah keseluruhan siswa di SMAN 2 Sumenep. Sekitar 1.268 yang tersebar pada 36 kelas, baik kelas X, XI dan XII. Sedangkan untuk nominal penarikan biaya perpisahan antara kelas X dan XI sebesar Rp 125.000,- dan untuk kelas XII kisaran Rp 150.000,- per siswa.

Mengomentari masalah tersebut, Moh Shu’udi selaku salah satu staf dari Guru Kesiswaan mengelak dan mengatakan sumbangan acara perpisahan tersebut merupakan inisiatif dari para siswa sendiri. Bukan itu saja, Moh Shu’ud menjelaskan bahwa sumbangan dari para siswa tersebut langsung disetor kepada salah satu siswa yang ditunjuk sebagai bendahara kegiatan perpisahan. Senin, 01/04.

“Biar masalah ini  tidak simpang siur, baiknya langsung tanyakan pada siswa sendiri. Semua merupakan inisiatif siswa, tanpa ada campur tangan pihak sekolah. Dan saya tidak memiliki komitmen apapun untuk menjawab pertanyaan seputar masalah tersebut, karena bukan rana saya. Kegiatan tersebut merupakan rana Humas dan Kesiswaan” pungkasnya.

Begitupula Zaini, Guru Bagian Humas SMAN 2 Sumenep menolak untuk diwawancarai, bahkan dirinya meminta bukti-bukti pada rekan media terkait adanya pungutan pada  kegiatan perpisahan. Dia juga menegaskan, pihak sekolah tidak mengetahui adanya kegiatan tersebut.

“Kalau ada bukti tentang surat pernyataan, baru saya akan jawab pertanyaan anda. Dan saya tegaskan pihak sekolah tidak mengetahui kegiatan tersebut, semuanya merupakan inisiatif dan kegiatan para siswa sendiri,” tambahnya. (And)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *