EMPLOYEE OF THE MONTH SALAH SATU STARETGI MENGAHADAPI VUCA DI RUMAH SAKIT JEMBER

Freedompublic_Jember

Setelah era Covid-19 sudah tidak asing lagi dengan istilah VUCA. VUCA bukan lagi sekadar konsep, melainkan menjadi permasalahan yang biasa kita hadapi dibisnis perumah sakitan termasuk Rumah Sakit Paru Jember dan Ketika Covid-19 melanda Rumah Sakit Paru Jember menjadi rujukan utama untuk pasien yang menderita Covid-19. Situasi Ketika itu menggambarkan kondisi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity).

Apa itu VUCA ?

Dalam Bahasa Inggris, VUCA adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Bisa diartikan bahwa VUCA merupakan gabungan situasi, mulai dari Volatility (Volatilitas/ kerapuhan situasi), Uncertainty (ketidak-pastian), Complexity (kompleksitas), dan Ambiguity (ambiguitas).

Sejarah VUCA berasal dari teori kepemimpinan yang berkembang dalam pelatihan United State Army War College. Teori tersebut pertama kali dijelaskan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus pada 1987. VUCA menjadi gambaran untuk menunjukkan kondisi yang terjadi usai perang dingin.

Tantang rumah sakit di-era VUCA saat ini?

Mengenal pengertian VUCA secara mendalam mampu memberikan dampak positif bisnis rumah sakit untuk strategi khusus untuk tetap bertahan dengan kondisi yang terus berkembang.

Volatility (Volatility)

Volatility merupakan kondisi dimana adanya perubahan yang cepat dari satu situasi ke situasi lainnya. Perubahan secara cepat yang dimaksud bukan terencana, melainkan dengan serba cepat, tidak teratur, tidak jelas, tidak stabil dan tidak terduga. Bahkan dapat menyebabkan masalah dan akibat lebih berlapis. Perubahan karakter pelanggan Rumah Sakit dari pasien non-asuransi menjadi asuransi, tuntutan pelayanan prima masyarakat. Dan berkembangnya secara cepat penyakit infeksi dan non-infeksi seperi Diabetes, stroke dan gagal ginjal dan sebagainya dan masih belum terseselesainya penanganan penyakit baru seperti TBC MDR, Covid-19, AIDS dsb Karakter dari kondisi volatilitas adalah tantangan yang tak terprediksi sampai kapan durasinya, kendati demikian tantangan tersebut tidak cukup sulit untuk ditangani jika memiliki pengetahuan.

Uncertainty 

(Ketidakpastian)

Uncertainty (Ketidakpastian) lebih jauh dijelaskan pada kondisi ketidakpastian dimana informasi yang ada kurang spesifik atau juga dapat berarti sebagai atau sulitnya memperkirakan implikasi dari suatu isu atau peristiwa yang terjadi saat ini. Informasi yang berasal dari masa lalu dianggap kurang relevan untuk situasi sekarang. Yang berarti sulitnya memperkirakan suatu keadaan dimasa depan berdasarkan informasi yang telah ada. Kapan selesainya Covid-19, imunisasi Covid-19, TBC MDR, AIDS menjadi ketidakpastian termasuk regulasi regualsi yang belum ditetapkan pemerintah termasuk rujukan kompetensi. Dengan begitu, perlu ada strategi baru yang beriringan dengan inovasi.

Complexity 

(Kompleksitas)

Situasi kompleksitas ini memiliki karakteristik, yakni kondisi dimana Direktur Rumah Sakit dihadapkan pada banyak faktor dan variabel yang saling berhubungan. suatu kejadian bisa diprediksi, tetapi dalam proses mengatasinya butuh strategi dan keputusan tersendiri. Rumah Sakit merupakan organisasi padat karya,padat modal dan padat tehnologi merupakan tantangan tersendiri dalam hal kompleksitas.Pelanggan yang dulunya pelanggan non asuransi menjadi pelaggan asuransi mengharuskan Rumah Sakit berhubungan dengan pihak ketiga, Sistem pembayaran yang dulunya sistem reimburse sekarang beralih ke sistem non tunai perlu penguasaaan tehnologi informasi. Pengelolaan rekam medik yang dulunya sebagian manual sekarang menuju rekam medik elektronik yang sampai sekarang belum menuju kesempurnaan, dengan kondisi tersebut Rumah Sakit membutuhkan sumberdaya manusia yang mumpuni untuk memenuhi tuntutan tersebut.

Amiguity 

(Ambiguitas)

Karakter dari kondisi ambiguitas adalah perkembangan yang tak terarah atau cenderung semakin membingungkan. Tidak ada kejelasan dan sangat sulit untuk diprediksi hingga memunculkan adanya beragam penafsiran. Rumah Sakit Paru Jember adalah rumah sakit Pemerintah dituntut untuk melayani masyarakat dengan baik, sehingga membutuhkan pegawai yang optimal dari segi kualitas dan kualitas, Dari Segi kuantitas kebutuhan tenaga selalu kurang. Sebagai Rumah Sakit BLUD menghadapi peraturan pemerintah, semua pegawai harus menjadi ASN, tidak ada lagi pegawai non ASN sehingga menjadi membingungkan untuk mengangkat pegawai BLUD Kembali jika terjadi kekurangan tenaga. Regulasi pegawai BLUD mengacu kepada Permendagri no 79 tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah, tetapi karyawan ASN mengacu kepada regulasi Undang – Undang nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara.

Dari dunia bisnis, kondisi VUCA menjadi sebuah ancaman.  Hal yang ini tergambar jelas pada saat pandemi Covid-19. Semua sektor, apalagi bisnis Rumah Sakit terdampak. Situasi tersebut memaksa Direktur Rumah Sakit harus beradaptasi dan mengambil tindakan untuk melanjutkan atau mempertahankan bisnisnya.

Langkah Menghadapi VUCA?

Untuk menyelesasikan situasi VUCA harus dengan strategi VUCA yaitu :

Vision 

(Pandangan Ke Depan)

Pertama, untuk menghadapi Volatility yaitu situasi yang berubah, cepat dan tidak stabil. Rumah sakit harus menerapkan VISION yaitu pandangan kedepan. Rumah sakit harus merevisi strategi yang dimiliki agar tetap stabil., harus berpegang teguh pada nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Penerapan budaya kerja organisasi dengan konsisten. Harus dapat memprediksi probabilitas dan keadaan yang labil dimasa depan. Pada intinya Rumah Sakit harus me-review Kembali visi rumah sakit, bila perlu bisa lakukan simulasi dan eksperimen dengan situasi yang sekiranya akan berdampak buruk, dengan demikian rumah sakit tidak akan terlalu buta menghadapi situasi yang tidak terbayangkan.

Understanding 

(Pemahaman)

Untuk mengatasi ketidakpastian perubahan, rumah harus dapat memprediksi dampak dari perubahaan yang berkaitan dengan bisnis Rumah Sakit yang dihadapkan dengan situasi yang tidak pasti, Rumah Sakit harus tetap bisa melakukan pengambilan keputusan dan mampu melakukan manajemen risiko. Solusi mengatasi masalah ini adalah dengan understanding atau memiliki pemahaman terkait perubahan situasi. Mempunyai bekal yang ingin bertahan dalam bisnis Rumah Sakit Direktur harus mempelajari perubahan yang dimiliki dan mengubah strategi mereka sesuai dengan perubahan, misalnya pelayanan di-era digitalisasi.

Clarity 

(Kejelasan)

Dalam situasi tidak menentu harus kejelasan. Komuniasi dengan para stakeholder menjadi sangat penting, khususnya terkait keamanan kerja seperti stabilitas finansial. perubahan yang terjadi bisa memengaruhi kestabilan dari anggaran dan manajemen perusahaan.

Adaptability and Agility 

(Adaptabilitas dan Kegesitan)

Dalam menghadapi perubahan, harus mampu beradaptasi dengan lebih baik dan dengan lebih cepat dalam menentukan strategi juga membuat keputusan yang perlu dilakukan. Inovasi menjadi kunci untuk mengevaluasi strategi lama yang

digunakan. Hal ini membantu menavigasi situasi yang tidak menentu dan asing.

Salah satu Implementasi stategi menghadapi VUCA di Rumah Sakit Paru Jember adalah dengan menetapkan “Man of the Month” yaitu karyawan rumah sakit yang dapat mengimplementasikan menghadapai perubahan yang terjadi dan yang mempunyai kegesitan dalam menghadapai Perubahan. Parameter yang digunakan adalah 1) Karyawan tidak melakukan kegiatan tercela seperti KKN; 2) Karyawan yang sangat disiplin melakukan tugasnya; 3) Karyawan yang melakukan tugasnyan dengan Profesional; 4) Karyawan yang mempunayi ide inisiasi / inovasi dengan kriteria. a. Barangnya ada. b. Bermanfaat. c. Baru/kebaruan di Rumah Sakit. d. Berkelanjutan.

Pemberian penghargan “Man of the Month” akan menjadi budaya kerja organisasi yang akan diberikan tiap bulan sebagai apresiasi kepada karyawan yang telah bekerja keras menghadapi situasi perubahan. dihadapi, dengan demikian situasi dapat teratasi, meskipun tidak dengan mudah. yang dapat dimulai dari hal yang kecil, dimulai dari sekarang dan dimulai dari sendiri.

Oleh : dr. AGUS DWI PITONO.,M.KES

Kepala Tata Usaha RS Paru Jember.