HUKUM

Ngaku Jadi Korban Begal demi Uang, Dua Perempuan di Jember Akhirnya Minta Maaf

By Pimpinan Redaksi

April 19, 2025

Freedompublic_Jember –

Jagat media sosial di Jember sempat digegerkan oleh unggahan yang menyebut adanya aksi pembegalan terhadap seorang wanita di Kecamatan Bangsalsari. Dalam unggahan tersebut, korban disebut tak sadarkan diri dan dilarikan ke Puskesmas Sukorejo. Video yang menampilkan seorang wanita terbaring di ruang IGD pun turut disertai narasi tersebut, membuat warganet heboh, terutama pada Jumat (18/4/2025).

Unggahan yang viral itu pertama kali muncul di grup Facebook “Info Warga Jember” melalui akun MBK LIE JEMBER , serta di akun Instagram INFO JEMBER 24 . Dalam waktu singkat, kabar ini menyita perhatian publik dan menimbulkan kekhawatiran akan maraknya aksi kriminalitas di wilayah Jember.

Namun setelah dilakukan penyelidikan oleh aparat kepolisian, kabar tersebut dipastikan tidak benar alias hoaks. Kepolisian bergerak cepat untuk menyebarkan informasi yang tersebar luas di media sosial tersebut.

Kapolres Jember AKBP Bobby A. Condroputra melalui Kapolsek Bangsalsari AKP Joko Sumargo menjelaskan, melewatkan mendapat laporan dari tim Patroli Cyber ​​Command Center Polres Jember pada Rabu, 16 April 2025, terkait beredarnya video tersebut. Menindaklanjuti laporan itu, anggota Polsek Bangsalsari langsung turun ke lokasi untuk melakukan pengecekan.

Setelah mendatangi Puskesmas Sukorejo dan melakukan penelusuran, polisi memastikan tidak ada kejadian pembegalan seperti yang diberitakan. Wanita dalam video tersebut diketahui berinisial DF (31), warga Desa Sukorejo, Bangsalsari. Ia datang ke puskesmas bersama temannya, SN (23), warga Desa Tugusari.

Menurut keterangan pihak kepolisian, keduanya saat itu sedang melakukan transaksi jual beli sepeda motor Honda Vario milik DF kepada seorang pria berinisial HB. Sepeda motor dijual seharga Rp17.300.000, namun karena BPKB masih di bank, HB hanya membayar uang muka sebesar Rp9.000.000.

DF dan SN rupanya membutuhkan uang untuk melunasi hutang. Oleh karena itu, keduanya merekayasa cerita seolah-olah DF telah menjadi korban begal, dengan harapan mendapat perhatian atau simpati dari orang lain, termasuk keluarga.

Kini, kedua perempuan tersebut telah mengakui bahwa mereka buat dan telah memberikan klarifikasi kepada aparat kepolisian. Pihak kepolisian pun memberikan pelatihan dan meminta keduanya untuk tidak kembali melakukan perbuatannya.

Kapolsek Bangsalsari AKP Joko Sumargo juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi yang beredar di media sosial. Ia menekankan pentingnya melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya, guna mencegah kegaduhan dan kesalahpahaman di masyarakat.